
Bila kita melihat si kecil merengek meminta sesuatu pada Anda dengan tatapan mata bulatnya tanpa
dosa dengan senyuman manis yang menampakkan rona merah pada pipi tembamnya dan tak lupa
suara memohon yang menyentuh hati, hal ini tentunya Anda tidak tega untuk
menolak, bukan? Tanpa berpikir panjang Anda pun langsung menjawab, “
Ya”.
Seiring berjalannya waktu, kebiasaan anak meminta dan orangtua memenuhi ini pun akan menjadi
komunikasi rutin sampai usia buah hati dewasa. Perlu kita
ketahui bahwa gaya mengasuh dan mendidik seperti ini
salah dan bisa
membahayakan anak.
Hal ini perlu diketahui dan para orangtua mesti berhati-hati sebelum terlambat. Sebab mendidik anak yang selalu mendapatkan segala apa yang mereka inginkan menjadikan anak tumbuh
menjadi pribadi yang kurang memiliki daya untuk berusaha dan tempramen.
Orangtua zaman sekarang memiliki
pemikiran bahwa kebahagiaan anak merupakan tanggungjawab orangtua. Hal ini tidaklah salah, tetapi apakah saat si anak ingin
nilai bagus di sekolah, harus orangtua yang menyelesaikan ujiannya?
Mengucapkan kata ‘Tidak’ adalah tantangan tersendiri bagi sejumlah
orangtua. Sebenarnya, orangtua yang berani menolak merupakan kunci
kesuksesan anak di masa mendatang.
Banyak orangtua di sesi konseling keluarga tidak bisa membedakan
antara kebutuhan dan keinginan anak. Pendidikan merupakan kebutuhan anak
yang patut dipenuhi orangtua, tapi mainan atau busana mahal merupakan contoh
keinginan yang tidak selalu harus dipenuhi.
Ada orangtua yang mengisahkan memiliki anak berpendidikan bagus tapi susah mencari pekerjaan yang
layak. Satu tahun setelah lulus kuliah, anak tersebut masih juga bekerja
dengan profesi yang sama saat masa sekolah, yaitu pelayan restoran.
Akhirnya, orangtuanya memberikan bantuan finansial untuk membantu
anak membayar sewa tempat tinggal dan makan. Lalu, tiba waktu di mana
orangtua merasa sudah tak sanggup lagi melakukan hal tersebut. Lalu apa yang
terjadi? Anak hanya bisa mengeluh dan marah saat orangtua memintanya
untuk lebih berusaha mencari pekerjaan yang lebih baik. Kita bisa ambil hikmah dari pengalaman hidup tadi.
Cara menolak sebenarnya banyak dan tidak harus dilakukan dengan bilang
tidak. Kita bisa dilakukan dengan cara yang lebih lembut dan
menenangkan. Ini salah satu contoh cara yang bisa dikatakan kepada anak untuk menolak permintaannya, adalah dengan mengatakan:
“Kami terlalu mencintaimu untuk membiarkan kamu begitu saja menghindar dari masalah tanpa berupaya mencari solusi,”
“Kami terlalu mencintaimu untuk membiarkan kamu cepat menyerah, kamu
harus menyelesaikan masalah ini tanpa bantuan kami tapi dengan cara kamu
sendiri,”.
Intinya dalam mendidik anak tidak semuanya harus dituruti kita harus berani berkata tidak dengan bahasa yang terbaik untuk anak kita.
SILAHKAN LIKE/SHARE ARTIKEL INI: