Kesalahan ketik alias
typo memang bisa bikin gawat. Contohnya seperti kejadian yang dialami oleh sekelompok
hacker pembobol bank ini pada Februari lalu.
Hacker-hacker tersebut membobol jalur digital bank sentral Bangladesh.
Kemudian, mereka mulai mentransfer uang ke rekening-rekening penampung
di Filipina dan Sri Lanka, dari sebuah rekening di Federal Reserve Bank
of New York.
Namun mungkin kali ini lagi sial, dari jumlah 1 miliar dollar AS
yang rencananya bakal ditransfer, sebesar 870 juta dollar AS atau lebih
dari Rp 11 triliun di antaranya berhasil digagalkan pihak berwajib.
Lucunya, sebabnya hanyalah sebuah
typo sederhana. Ketika ingin memindahkan dana 20 juta dollar AS ke sebuah yayasan bernama Shalika Foundation, para
hacker rupanya salah mengetik kata “Foundation” jadi “Fandation”.
Dirangkum dari
ArsTechnica,
Jumat (11/3/2016), kejanggalan ini lantas terendus oleh seorang staf di
Deutsche Bank yang bergegas mengontak otoritas di Bangladesh untuk
mengklafirikasi. Saat itulah diketahui bahwa pembobolan bank tengah
berlangsung. Setelah diselidiki, yayasan “Shalika Foundation” ternyata fiktif alias tak pernah ada.
Pihak
berwenang di New York turut curiga karena ada banyak permintaan
transfer bernilai besar mengarah ke rekening perorangan, bukan bank
lain. Transaksi-transaksi kemudian diblokir dan dana sejumlah 870 juta
dollar AS tadi berhasil diselamatkan.
Sayangnya, uang sejumlah 81 juta dollar AS sudah terlanjur ditransfer dan dibawa kabur oleh para
hacker yang identitasnya hingga kini masih belum diketahui.
Otoritas
Bangladesh mengatakan bahwa kecil kemungkinan para pencuri digital ini
bisa dibekuk. Uang yang digasak pun sulit sekali untuk dikembalikan.
Kalaupun bisa, bakal butuh waktu hingga berbulan-bulan.
Para penyelidik menyimpulkan bahwa para
hacker
yang bersangkutan punya pengetahuan mendalam soal cara kerja bank
sentral -mungkin diperoleh dengan cara memata-matai pegawai- dan berasal
dari luar Bangladesh.
SILAHKAN LIKE/SHARE ARTIKEL INI: